Sekarang ini banyak band bermunculan di jagad Indonesia ini dan mereka bisa sering dilihat di acara-acara TV macam INBOX, DERING, DAHSYAT, KLIK, dan yang lainnya. Gelaran panggung musik lipsing ini banyak mengusung band-band baru yang pastinya dengan nuansa melayu, hanya 1 ato 2 band yang punya warna asik (menurutku). Fenomena apa ya ini?
Kenapa masyarakat sekarang lebih tertarik dengan irama lagu seperti itu? Bener kata Yovie & Nuno : “Bukankah kita sudah maju tapi mengapa mundur lagi?” Yap…bener banget…menurutku (ini pandangan pribadi lho) kok lagu Indonesia malah berkiblat ke malay ya…jadi keliatan mundur dari band2 jaman dulu kayak God Bless yang barusan ngeluarin album baru, salut buat beliau-beliau ini yang masih mau mengusung musik rock. Yang lebih kesini lagi ada Slank dengan Rock ‘n Roll dan Blues-nya yang kental dan masih eksis juga sampe sekarang. Inget Voodoo, Opera, Power Metal, Power Slave, Protonema, ato bahkan Plastik dan Potret?Kok kayaknya ga ada nyangkut2nya ke melayu ya…ato aku yang salah denger dan ngerasain alunan lagunya?Band laen ada GIGI (tetep paling favorit) yang makin kesini malah makin ngerock karena bumbu beat dari Hendy dicampur cabikan bass Thomas yang berbau ajep-ajep ditambah aroma “aneh” yang dihasilkan dari petikan gitar Budjana dan dibungkus dengan suara khas Armand. Anyway ga ada melayunya juga disitu…Ok mungkin jangan yang ngerock melulu deh…ada Kahitna dan Java Jive mungkin itu contoh band yang dulu pernah berjaya dan ga ke-melayu2an. Nidji…itu band baru yang super keren menurutku, ga berunsur melayu juga…mungkin ga cuman aku yang ngelihat mereka hebat, banyak musisi Indonesia juga yang mengakuinya…two thumb deh buat Nidji.
Nah band yang sekarang seperti yang sering muncul di tipi-tipi itu kalo didengerin mungkin ga ngeh bedanya dimana baik dari sii vokal maupun musiknya. Lagu ini yang nyanyi yang mana…live ato engga…tapi kok laris ya?Siapa sih yang bikin orang seneng?Menurutku jawabannya adalah Major Label. Mereka yang menciptakan pasar seperti ini dan memang dibuat seperti ini. Untuk apa? Apalagi jawabannya kalo bukan uang…Jelas mereka butuh uang dan band2 yang “direkrut” juga pasti butuh uang…dan pasar dibuat sedemikian rupa sehingga “mencintai” band-band “melayu” seperti saat ini supaya orang2 membeli produk mereka. Suatu siklus yang sempurna untuk membuat musik Indonesia menjadi mundur. Bukan aku menyalahkan band-band “melayu” ini, tapi kok kalo aku ngliat prosentasenya lebih besar nyari duitnya daripada ke ekspresi bermusiknya. Tapi ya sudahlah mungkin itu siklus yang harus dihadapi permusikan Indonesia tapi jujur saja aku bener2 salut buat band-band “tua” yang masih garang dengan irama lagunya ato malah sekalian band yang sedikit nyentrik seperti Changcuters ato malah Kuburan.
Buat band-band baru ato temen-temen yang sedang bermusik dan pengen terkenal…ada satu pertanyaan wajib buat kalian: “Sudah melayukah lagu Anda?”
